Roro Jonggrang adalah sebuah dongeng terkenal dari Indonesia yang berkisah tentang kerajaan Pengging dan Baka, para penguasa mereka, dan putri cantik yang mempesona, Rara Jonggrang. Cerita yang menakjubkan ini penuh dengan cinta, pengkhianatan, makhluk gaib, dan pembangunan megahnya candi-candi Prambanan. Mari kita menyelami narasi kaya dari Roro Jonggrang dan jelajahi signifikansi budayanya serta dampaknya pada candi-candi kuno Indonesia.
Kerajaan Pengging dan Baka:
Di tanah Jawa, terdapat dua kerajaan yang berdekatan, Pengging dan Baka, yang dipimpin oleh Prabu Damar Maya dan raksasa Prabu Baka, secara berurutan. Sementara Prabu Damar Maya memiliki seorang putra bernama Raden Bandung Bandawasa, Prabu Baka memiliki seorang putri cantik bernama Rara Jonggrang. Panggung telah disiapkan untuk konflik antara kerajaan-kerajaan tersebut ketika Prabu Baka memulai perang untuk memperluas wilayahnya.
Pertempuran dan Kemenangan Bandung Bandawasa:
Untuk mengakhiri perang, Prabu Damar Maya mengirim putranya, Bandung Bandawasa, untuk menghadapi Prabu Baka. Dengan kekuatan gaibnya, Bandung Bandawasa keluar sebagai pemenang dan membunuh Prabu Baka. Kabar kematian Prabu Baka mencapai Rara Jonggrang melalui penasihat setianya, Patih Gupala.
Cinta Bandung Bandawasa kepada Rara Jonggrang:
Setelah kematian Prabu Baka, Bandung Bandawasa menyerbu istana Baka. Di sana, ia terpesona oleh kecantikan Rara Jonggrang dan mengajukan permohonan untuk menikahinya. Namun, Rara Jonggrang menolak, karena ia tidak ingin menikahi pembunuh ayahnya. Meski ditolak, Bandung Bandawasa tetap berusaha mendapatkan hati sang putri.
Syarat Mustahil Rara Jonggrang:
Rara Jonggrang setuju untuk menikahi Bandung Bandawasa hanya jika ia dapat memenuhi dua syarat yang mustahil. Syarat pertama adalah pembuatan sumur bernama Jalatunda, sedangkan syarat kedua adalah pembangunan seribu candi dalam satu malam. Bandung Bandawasa, mengandalkan kekuatan gaibnya, menerima tantangan tersebut.
Penyelesaian Sumur Jalatunda:
Bandung Bandawasa berhasil menyelesaikan pembuatan sumur Jalatunda dengan keajaiban-keajaibannya. Namun, Rara Jonggrang mencoba menipunya dengan menyuruhnya masuk ke dalam sumur untuk diperiksa. Ketika Bandung Bandawasa berada di dalam sumur, Rara Jonggrang memerintahkan Gupala untuk menutup sumur dan menguburnya dengan batu. Namun, Bandung Bandawasa berhasil keluar dari sumur dengan menggunakan kekuatannya untuk merobohkan tumpukan batu. Meskipun pengkhianatan tersebut, Bandung Bandawasa terpesona oleh kecantikan dan pesona Rara Jonggrang.
Pembatalan Pembangunan Candi Ke-1000:
Untuk memenuhi syarat kedua, Bandung Bandawasa memanggil makhluk gaib dari dalam bumi untuk membantu membangun seribu candi. Saat pembangunannya hampir selesai, Rara Jonggrang menjadi khawatir dan berusaha menggagalkan upaya Bandung Bandawasa. Ia memerintahkan dayang-dayang istana dan perempuan-perempuan desa untuk mulai menumbuk padi dengan antan, menciptakan kesan bahwa fajar telah tiba, dan membakar jerami di sebelah timur, menciptakan ilusi terbitnya matahari. Taktik penipuan ini memperdaya makhluk-makhluk gaib, membuat mereka mundur ke dalam tanah. Akibatnya, hanya 999 candi yang berhasil dibangun, dan upaya Bandung Bandawasa terhenti.
Transformasi Rara Jonggrang:
Setelah mengetahui pengkhianatan Rara Jonggrang, Bandung Bandawasa sangat marah dan mengutuknya untuk berubah menjadi batu. Sang putri berubah menjadi arca yang indah untuk melengkapi candi terakhir.
Penutup:
Cerita Roro Jonggrang memberikan pesan tentang konsekuensi dari pengkhianatan dan keserakahan. Kisah ini juga telah memberikan inspirasi bagi pembangunan candi-candi Prambanan yang megah dan merupakan warisan budaya yang luar biasa bagi Indonesia. Melalui legenda ini, kita memahami pentingnya menjaga integritas dan kejujuran dalam hubungan kita dengan orang lain. Roro Jonggrang tetap menjadi cerita yang terus dikenang dan dihargai, serta mengingatkan kita akan keindahan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar