Tribhuwana Wijayatunggadewi: Icon Sejarah Majapahit Pemersatu Nusantara

 

Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah salah satu tokoh bersejarah yang sangat penting dalam periode Majapahit di Indonesia. Ia merupakan penguasa ketiga dan Rajaputri (Ratu) Majapahit yang memerintah dari tahun 1328 hingga 1351. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kehidupan dan pengaruh Tribhuwana Wijayatunggadewi, serta pentingnya peranannya dalam sejarah Majapahit.

Kehidupan dan Silsilah Tribhuwana Wijayatunggadewi

A. Asal Usul dan Keluarga Tribhuwana Wijayatunggadewi:

Tribhuwana Wijayatunggadewi, yang juga dikenal dengan nama Dyah Gitarja, adalah putri Raden Wijaya dan Gayatri. Ia memiliki seorang adik kandung bernama Dyah Wiyat dan seorang kakak tiri bernama Jayanagara. Tribhuwana Wijayatunggadewi awalnya diangkat sebagai penguasa bawahan di Jiwana dengan gelar Bhre Kahuripan pada masa pemerintahan Jayanagara.

B. Peran Tribhuwana dalam Pemerintahan Majapahit:

Setelah kematian Jayanagara pada tahun 1328, Tribhuwana Wijayatunggadewi naik takhta sebagai penguasa Majapahit atas perintah ibunya, Gayatri. Pemerintahannya dianggap mewakili Gayatri, yang pada saat itu telah menjadi pendeta Buddha. Tribhuwana memerintah bersama suaminya, Kertawardhana, dengan visi untuk memperluas wilayah Majapahit dan memperkuat kekuasaan kerajaan.

Pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi

A. Pemilihan Tribhuwana sebagai Penguasa Majapahit:

Setelah Jayanagara meninggal, Tribhuwana Wijayatunggadewi menjadi penguasa Majapahit berdasarkan perintah Gayatri. Meskipun ada keraguan mengenai posisinya sebagai pengganti Jayanagara, Tribhuwana berhasil mengemban tanggung jawabnya dengan bijaksana.

B. Pemberontakan Sadeng dan Keta:

Pada tahun 1331, Tribhuwana Wijayatunggadewi menumpas pemberontakan di daerah Sadeng dan Keta. Dalam upaya ini, ia memimpin pasukan bersama Gajah Mada, Ra Kembar, dan Adityawarman, dan berhasil mengakhiri pemberontakan tersebut.

C. Ekspansi Majapahit di Bawah Pemerintahan Tribhuwana:

Pemerintahan Tribhuwana ditandai dengan perluasan wilayah Majapahit ke berbagai arah. Gajah Mada, yang bertugas sebagai pelaksana Sumpah Palapa, memimpin ekspansi ini dengan menaklukkan banyak wilayah di Nusantara, termasuk Bali, sebagian Sumatra, dan pulau-pulau lainnya. Ekspansi ini memperluas kekuasaan dan pengaruh Majapahit di wilayah tersebut.

D. Sumpah Palapa dan Perluasan Wilayah:

Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada pada tahun 1334 juga terkait dengan pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi. Sumpah tersebut menegaskan tekad Gajah Mada untuk menaklukkan wilayah kepulauan Nusantara di bawah Majapahit. Perluasan wilayah ini terus dilanjutkan di masa pemerintahan Hayam Wuruk, putra Tribhuwana, dengan dukungan Gajah Mada.

Pengaruh dan Warisan

A. Peran Gajah Mada dalam Pemerintahan Tribhuwana:

Salah satu pengaruh besar dalam pemerintahan Tribhuwana adalah peran Gajah Mada, yang merupakan pelaksana Sumpah Palapa. Gajah Mada memainkanperan kunci dalam perluasan wilayah Majapahit di bawah pemerintahan Tribhuwana. Keberanian dan ketekunan Gajah Mada dalam merealisasikan sumpahnya menjadi faktor penting dalam mengukuhkan kekuasaan Majapahit dan menjadikannya salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.

B. Perluasan Wilayah Majapahit di Bawah Pemerintahan Tribhuwana:

Pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi ditandai dengan ekspansi wilayah yang signifikan. Di bawah kepemimpinannya dan dengan bantuan Gajah Mada, Majapahit berhasil menaklukkan banyak wilayah di kepulauan Nusantara. Bali, Sumatra, dan pulau-pulau lainnya menjadi bagian dari wilayah Majapahit yang semakin berkembang. Perluasan ini membuktikan kekuatan dan keberhasilan pemerintahan Tribhuwana.

C. Keberhasilan dan Prestasi dalam Pemerintahan:

Pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi dikenal dengan keberhasilannya dalam mengendalikan kerajaan Majapahit dan memperluas wilayahnya. Selama masa pemerintahannya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan yang kuat dan berpengaruh di Asia Tenggara. Keberhasilan ini tidak hanya mencakup bidang politik dan militer, tetapi juga bidang seni, budaya, dan perdagangan.
Akhir Hayat dan Warisan

A. Turun Takhta dan Pengangkatan Hayam Wuruk sebagai Raja Majapahit:

Tribhuwana Wijayatunggadewi dipercaya turun takhta pada tahun 1350, bersamaan dengan kematian ibunya, Gayatri. Meskipun demikian, prasasti Singasari menunjukkan bahwa Tribhuwana masih memerintah hingga tahun 1351. Putranya, Hayam Wuruk, kemudian diangkat sebagai raja Majapahit menggantikan Tribhuwana.

B. Kematian Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Warisan yang Ditinggalkan:

Tanggal pasti kematian Tribhuwana tidak diketahui dengan pasti. Pararaton hanya mencatat bahwa Tribhuwana Wijayatunggadewi meninggal setelah pengangkatan Gajah Enggon sebagai patih pada tahun 1371. Meskipun telah tiada, warisannya sebagai penguasa Majapahit tetap dikenang dalam sejarah.

C. Penghormatan dan Pemakaman Tribhuwana Wijayatunggadewi:

Menurut Pararaton, Tribhuwana Wijayatunggadewi didharmakan dalam Candi Pantarapura di desa Panggih. Suaminya, Kertawardhana, dimakamkan di Candi Sarwa Jayapurwa di desa Japan. Penghormatan dan pemakaman ini merupakan tanda penghargaan terhadap jasa-jasa dan kontribusi Tribhuwana dalam sejarah Majapahit.

Peninggalan Sejarah dan Peringatan

A. Candi Pantarapura dan Candi Sarwa Jayapurwa:

Candi Pantarapura dan Candi Sarwa Jayapurwa menjadi situs yang dihubungkan dengan Tribhuwana Wijayatunggadewi dan suaminya. Candi ini menjadi bukti sejarah keberadaan Majapahit dan penghormatan terhadap pemerintahan Tribhuwana.

B. Kajian dan Penelitian tentang Majapahit dan Tribhuwana Wijayatunggadewi:

Seiring dengan minat yang meningkat terhadap sejarah Majapahit, kajian dan penelitian tentang periode ini juga semakin berkembang. Para sejarawan dan arkeolog terus mempelajari dan menggali informasi baru tentang Majapahit dan peran Tribhuwana Wijayatunggadewi dalam sejarahnya.

C. Peringatan dan Penghormatan terhadap Sejarah Majapahit dan Tribhuwana:

Sebagai tokoh penting dalam sejarah Majapahit, Tribhuwana Wijayatunggadewi dihormati dan dikenang dalam berbagai peringatan sejarah. Perayaan dan acara khusus diadakan untuk menghormati warisannya dan mengenang peranannya sebagai pendekar wanita yang ikonik dalam sejarah Indonesia.

Kesimpulan

Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah sosok pendekar wanita ikonik dalam sejarah Majapahit. Sebagai penguasa ketiga Majapahit, Tribhuwana memainkan peran penting dalam memperluas wilayah kerajaan dan mengukuhkan kekuasaannya. Peranannya yang kuat dan bijaksana, serta kerjasama dengan Gajah Mada, membawa Majapahit mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan besar di Nusantara.

Warisan dan pengaruh Tribhuwana masih terasa hingga saat ini. Peninggalan sejarah seperti Candi Pantarapura dan Candi Sarwa Jayapurwa menjadi saksi bisu kejayaan Majapahit dan peran Tribhuwana dalam sejarah. Melalui kajian dan penelitian, kita semakin memahami pentingnya peran Tribhuwana dalam sejarah Majapahit dan keberhasilannya sebagai seorang pemimpin wanita yang berpengaruh.

Peringatan dan penghormatan terhadap sejarah Majapahit dan Tribhuwana Wijayatunggadewi terus dilakukan untuk menghargai kontribusinya dalam membangun dan memperluas kekuasaan Majapahit. Sebagai salah satu tokoh ikonik dalam sejarah Indonesia, Tribhuwana Wijayatunggadewi tetap menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk menggapai prestasi dan menghadapi tantangan dengan kepala tegak.

Dirangkum dari wikipedia

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *