Ratu Sima: Penegak Keadilan dan Membawa Kemakmuran
Ratu Sima, juga dikenal sebagai Shima, adalah seorang pendekar wanita yang memimpin Kerajaan Kalingga pada abad ke-7 M. Ia lahir di sekitar Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, pada tahun 611 M. Setelah kematian suaminya, Raja Kartikeyasinga, Ratu Sima naik tahta dan dikenal dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi biografi Ratu Sima, kepemimpinannya yang luar biasa, serta pengaruhnya dalam menegakkan keadilan dan membawa kemakmuran bagi Kerajaan Kalingga.
Biografi Ratu Sima
Ratu Sima adalah putri Hyang Syailendra, seorang pendeta di wilayah Sriwijaya. Ia dilahirkan tahun 611 M di sekitar wilayah yang disebut Musi Banyuasin. Pernikahannya dengan Pangeran Kartikeyasingha, keponakan dari Kerajaan Melayu Sribuja, melahirkan dua orang anak, yaitu Parwati dan Narayana. Ratu Sima adalah pemeluk Hindu Siwa yang taat.Pemerintahan Ratu Sima
Setelah kematian Raja Kartikeyasinga, Ratu Sima naik tahta Kerajaan Kalingga. Kepemimpinannya ditandai dengan ketegasan dan cintanya yang besar terhadap rakyatnya. Ia memberlakukan hukum yang keras untuk memberantas kejahatan dan mendorong rakyatnya untuk selalu jujur. Ratu Sima juga dikenal akan kebijakan pertanian yang efisien dengan mengadopsi sistem pengairan yang disebut Subak. Keadaan ini membuat Kerajaan Kalingga mencapai masa keemasannya.Peran Ratu Sima dalam Menegakkan Keadilan
Ratu Sima menjadi simbol keadilan di Kerajaan Kalingga. Ia dikenal akan sikapnya yang tegas dalam menjatuhkan hukuman kepada pelaku kejahatan. Legenda populer menceritakan sebuah ujian yang diberikan oleh seorang raja asing kepada rakyat Kalingga untuk menguji kejujuran mereka. Hanya sang putra mahkota yang tanpa sengaja menyentuh barang yang bukan miliknya, dan Ratu Sima menghukumnya dengan memotong kakinya sebagai bentuk hukuman yang berat. Namun, kebijakan keras Ratu Sima dalam menegakkan keadilan juga membuatnya resah karena ketaatan rakyat yang luar biasa.Pemerintahan yang Membawa Kemakmuran
Masa kepemimpinan Ratu Sima merupakan masa keemasan bagi Kerajaan Kalingga. Kerajaan ini mencapai kemakmuran yang luar biasa dan menjadi pusat perkembangan kebudayaan di wilayah itu. Ratu Sima juga menjalin aliansi dengan Kerajaan Sunda dan Galuh, yang memberikan kestabilan dan kemakmuran bagi kerajaannya. Pengaruh Ratu Sima dalam membawa kemakmuran tidak hanya terbatas pada bidang ekonomi, tetapi juga dalam perkembangan agama dan kebudayaan.Suksesi Pemerintahan
Setelah mangkat, Kerajaan Kalingga dibagi menjadi Kalingga Utara dan Kalingga Selatan. Kalingga Utara, yang dipimpin oleh Parwati, bersekutu dengan Kerajaan Galuh. Sedangkan Kalingga Selatan, yang dipimpin oleh Narayana, tetap mempertahankan kekuatan dan kejayaan Kerajaan Kalingga. Suksesi pemerintahan ini melanjutkan warisan kekuatan dan keadilan yang diperjuangkan oleh Ratu Sima.Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto, yang ditemukan di Desa Sojomerto, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, merupakan bukti sejarah tentang keberadaan Wangsa Sailendra. Prasasti ini berperan penting dalam membuktikan keberadaan Ratu Sima dan keterkaitannya dengan Wangsa Sailendra. Prasasti tersebut berbahasa Melayu Kuna dan mencatat keluarga tokoh utamanya, Dapunta Selendra.Warisan dan Pengaruh Ratu Sima
Ratu Sima meninggalkan warisan yang kuat dalam sejarah Kerajaan Kalingga. Kepemimpinannya yang tegas, keadilannya, dan upayanya dalam membawa kemakmuran membuatnya dihormati oleh rakyat dan kerajaan lainnya. Pengaruhnya juga dirasakan dalam perkembangan kebudayaan dan keagamaan di wilayah itu. Cerita tentang Ratu Sima terus dikenang dan diwariskan melalui generasi, mengilhami pendekar-pendekar wanita masa depan.BACA : Pendekar Wanita Icon Sejarah Majapahit: Tribhuwana Wijayatunggadewi
Kesimpulan
Ratu Sima adalah seorang pendekar wanita yang hebat dan bijaksana yang memimpin Kerajaan Kalingga dengan keadilan dan membawa kemakmuran bagi rakyatnya. Keberanian dan ketegasannya dalam menegakkan hukum membuatnya menjadi simbol keadilan yang dihormati. Warisannya dalam bidang pemerintahan, keadilan, dan kebudayaan terus hidup dan menginspirasi generasi selanjutnya. Ratu Sima adalah contoh nyata dari seorang pendekar wanita yang berani dan gigih dalam memperjuangkan kebaikan dan keadilan.Sumber : Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar